Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Kesepakatan dan Keyakinan Kelas

 A. Latar Belakang

Sekolah seringkali dianggap sebagai “rumah kedua” bagi anak – anak dimana mereka menimba ilmu secara formal. Di sekolah inilah anak – anak akan menghabiskan lebih banyak waktu mereka untuk belajar dan berinteraksi antar sesama warga sekolah. Dalam perjalanan proses pembelajaran diharapkan anak – anak tidak hanya mampu menguasai materi pelajaran namun mereka juga akan mampu untuk mengembangkan karakter baik yang mereka miliki. Sehingga, sebagai sebuah lembaga penyedia proses pendidikan dan pembelajaran sekolah harus mampu mendukung semua aktivitas tersebut dengan baik. Bentuk dukungan sekolah dalam hal ini adalah dengan menciptakan lingkungan yang positif yakni aman, nyaman, dan menyenangkan bagi seluruh warga sekolah terutama kepada siswa/i. Sekolah juga dituntut untuk mampu memberikan kemerdekaan bagi anak – anak dalam hidup dan berkembang sesuai dengan kodrat.

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”.

Serta setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pula sebagai pendidikan. Pendidikan formal umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi.

Budaya positif sekolah adalah suatu budaya sekolah yang menjadi kebiasaan memiliki nilai –nilai positif menumbuhkan kepada semua warga sekolah untuk memiliki kebiasaan penuh tanggung jawab, kepribadian unggul dan berbudi pekerti karena budaya positif berakar dari keyakinan – keyakinan / nilai – nilai universal. Budaya yang mengakar kuat dan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara kontinyu dan sadar oleh setiap warga sekolah dandijadikan sebuah pembiasaan positif oleh warga sekolah. Pembiasaan positif harus melibatkan seluruh warga sekolah dan pihak terkait sehingga target yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal. Sehingga pembiasaan positif ini lama kelamaanakan menjadi budaya positif sekolah dan nantinya akan mampu menjadi kekhasan dari sekolah tersebut.

Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi secara intrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan. Keyakinan kelas dilakukan disekolah bertujuan agar menumbuhkan kesadaran disiplin positif bagi murid, kedepannya murid tersebut sadar secara individu tanpa diperintah dari orang lain.

Menurut saya bahwa keyakinan kelas sangat penting  untuk diterapkan bagi murid supaya guru bisa mengontrol, sekaligus sebagai manager dan menerapkan dengan pola pendekatan restitusi, bagi murid  yang melakukan pelanggaran pada keyakinan kelas yang sudah disepakati bersama tentunya perlu di tuntun dan diarahkan memperbaiki kesalahan ke hal positif.

B. Tujuan

1. Menumbuhkan budaya positif dengan keyakinan kelas/kesepakatan kelas

2. Mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak kepada murid. 3. Menumbuhkembangkan nilai – nilai Profil Pelajar Pancasila

 

C. Tolak Ukur

 

1.  Melibatkan murid membuat Kesepakatan Kelas.

2.  Murid langsung terlibat secara aktif dalam menjalankan Kesepakatan Kelas.

3.  Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid, serta menanamkan dan mengamalkan nilai – nilai Profil Pelajar Pancasila secara sadar dan kontinyu dalam berperilaku.

 

D. Lini Masa Tindakan yang Dilakukan

 

1.  Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah dan menyampaikan gagasan terkait rencana Aksi Nyata Budaya Positif melalui Kesepakatan Kelas pada kelas yang diampu.

2.  Berkoordinasi dengan wali kelas sasaran pelaksanaan Budaya Positif “Kesepakatan Kelas” .

3.  Menjelaskan tentang pengertian dan pentingnya keyakinan kelas kepada murid pada saat pelaksanaan pembuatan Kesepakatan Kelas.

4.   Memfasilatasi murid untuk membuat Kesepakatan Kelas, memberikan kesempatan kepada murid untuk menyampaikan pendapat mereka terkait kelas impian yang mereka inginkan, mendiskusikan hasil pendapat mereka, membuat kesimpulan dari pendapat murid, secara bersama – sama menyepakati hasil curah pendapat dan kesimpulan ke dalam Kesepakatan Kelas.

5.  Menempelkan kesepakatan kelas di dinding kelas.

6.  Melakukan evaluasi terhadap proses penerapan Kesepakatan Kelas yang telah dibuat

 

E. Dokumentasi

 

 


Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sintang memberi suport serta dukungan kepada Calon Guru Penggerak untuk memberi kesempatan Sosialisasi Guru Penggerak tentang  Buadaya Positif di Sekolah, pengimbasan kepada seluruh Dewan Guru dan Staf Tu.

 


Mensosialisasikan Guru Penggerak tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak dan Budaya Positif. Sangat antusias di ikuti oleh seluruh dewan guru beserta staf

 


Menjelaskan tentang pengertian dan pentingnya keyakinan kelas kepada murid pada saat pelaksanaan pembuatan Kesepakatan Kelas.

 


 

 

 


 

 

Memberikan kesempatan kepada murid untuk menyampaikan pendapat mereka terkait kelas impian yang mereka inginkan, mendiskusikan hasil pendapat mereka, membuat kesimpulan dari pendapat murid, secara bersama – sama menyepakati hasil curah pendapat dan kesimpulan ke dalam Kesepakatan Kelas.

 


 

 

Menempelkan kesepakatan kelas di dinding kelas

 

 

F. KESIMPULAN

 

Anak - anak sangat bersemangat dalam menyusun kesepakatan kelas bersama dan menyambut gembira. Penerapan saat ini masih dalam masa pembiasaan dan pemberian keteladanan secara konsisten _ masih seringdilakukan proses mengingatkan terhadap kesepakatan kelas yang telah dibuat. Belum ada kesepakatan terhadap pembuatan konsekuensi. Ada beberapa perubahan karakter dan perilaku anakkearah yang lebih baik, dalam hal sikap saling menghargai dan menghormati antar warga kelas, sikap saling bekerjasama, dan sebagian kelas yang memiliki kesadaran dalam menjaga kebersihan. Namun, masih ada beberapa siswa yang masih terlihat belum menjalankan.

Secara berkelanjutan melakukan pembiasan dan memberikan keteladanan, dan memotivasi terhadap manfaat dari kesepakatan kelas. Melakukan evaluasi dan monitoring penerapan secara berkala. Selalu berkoordinasi dan komunikasi dengan wali kelas dan guru mapel yang mengampu di kelas tersebut. Menanamkan peran restitusi dalam penanganan kasus Melakukan pembahasan terkait konsekuensi dari pelanggaran kesepakatan kelas

 

 

Komentar

  1. Mantap pak,tetap semangat kita lakukan pembiasaan di kelas dan lingkungan sekolah.

    BalasHapus
  2. Bravo Pak Ngadiman... Semoga peserta didik kita dapat bersikap, berpikir dan berlaku sesuai dengan kesepakatan kelas yang telah dibuat ....

    BalasHapus
  3. Lanjutkan pak ngadiman bagus sekali

    BalasHapus

Posting Komentar